Indramayuinfo.com – Sudah lelah kita terbelah, cukup sudah kita terpecah, sudahi semua perpecahan ini, kami muak tak ingin dengar lagi.
Coba lihat di jalan baliho bertebaran ramaikan sosial media dengan janji dan impian. Pemilu kan datang hanya tinggal hitungan hari.
Tapi trauma polarisasi terus mengikuti. Masih terasa tersisa hujat sana sini, ciptakan perpecahan demi kuasa kursi. Persatuan tenggelam ke dalam larutnya angan.
Baca Juga:
- Indonesia Bersatu Tanpa Polarisasi
- Polarisasi Calon Presiden
- Politik 2024 Adalah Politik Gagasan
- Amal Menjadi Pondasi Usaha
Minim visi misi hanya ciptakan perpecahan. Setiap mau Pilpres ngegoreng isu komunis. Liat beda agama sudah kaya liat najis.
Hingga ciptakan teror bergerak dengan radikal. Memilih pemimpin kini tidak lagi gunakan akal. Mainkan politik identitas tanpa sembunyi. Resiko perpecahan jelas tak ambil peduli. Intoleransi jenazah gak disholatin. Jihad teror ke Mabes Polisi mau ditembakin.
Sudah lelah kita terbelah, cukup sudah kita terpecah, sudahi semua perpecahan ini, kami muak tak ingin dengar lagi.
Percuma! mereka tidak akan mendengarkan karena yang terpenting menang dapat kekuasaan. Letih! Jengah! Lelah! kami terbelah
Sudah saatnya cara kampanye ini kita ubah masa depan indah khayalan kosong dalam mimpi. Saat beda pilihan masih penuh caci maki.
Hiruk pikuk gemerlap para calon tertawa. Sementara di bawah baku hantam saling menghina. Pembesar negeri tak usah saling menghujat. Saling adu argumen tanpa solusi yang tepat. Coba lihat lebih dekat masyarakat menghujat. Cukup adu visi misi tidak usah saling sikat.
Sudah lelah kita terbelah, cukup sudah kita terpecah, sudahi semua perpecahan ini, kami muak tak ingin dengar lagi.
Sudah lelah kita terbelah, cukup sudah kita terpecah, sudahi semua perpecahan ini, kami muak tak ingin dengar lagi.
