Dalam pembangunan suatu daerah atau negara di butuh kan adanya peran pemuda. Dan untuk menjadi pemuda yang berperan dalam pembangunan di harapkan menjadi pemuda yang mempunyai idealisme, visi-misi. dan aksi juga harus yang seimbang kalau hanya pandai dalam berteori tidak bisa merealisasikan visi dan misinya maka tidak akan terwujud, sama hal nya seperti bermimpi tanpa mau bangun dari tidur dan meraih impian tersebut.
Begitu pun kalau hanya berani di aksi apalagi aksinya yang anarkis tanpa visi-misi dan tujuan yang jelas maka kesia-siaan belaka, kalau kata mbak Fitri Nganthi wani putri dari sastrawan dan aktivis kenamaan Widji Thukul Mbak Fitri bilang ” jangan mati sebelum berguna”.
Tidak perlu berbicara begitu mendunia cukup melakukan yang kita bisa tanpa sedikit pun mundur ke belakang, merealisasikan konsep-konsep dengan cara yang sederhana di mulai dari diri sendiri terus bergerak step by step, dalam upaya pembangunan dapat di lakukan dari berbagai jalur pendidikan informal maupun nonformal asalkan bertujuan memajukan pembangunan ke arah yang lebih baik.
Menjadi anak muda yang berperan dalam pembangunan tidak sebatas sekolah tinggi lulus cepat dengan nilai ipk tinggi, bekerja di perusahaan elite atau menyandang jabatan tertinggi di suatu daerah, menikah, mempunyai anak, cucu, tua, dan kemudian mati.
membangun itu fardu ‘ain kewajiban tiap individu bukan fardu kifayah yang hanya di wakilkan satu orang saja, namanya juga membangun ya butuh kerja sama to, yaaaa di kerjakan bersama-sama dengan maksud dan tujuan yang sama yaitu memajukan, karena pembangunan ialah suatu proses perubahan yang di lakukan secara sadar dan terencana yang di dalamnya di butuh kan peranan pemuda sebagai agent of change.
Peran pemuda menjadi aset terbesar suatu daerah karena anak muda di gadang-gadang menjadi tumpuan, harapan, penegak cita-cita .
Pemuda yang semangat pengabdiannya, keinginan mewujudkan gagasan-gagasan barunya, inovasi kreativitas, keteguhan dan keinginan mewujudkan apa yang di cita-citakan jangan sampai terjadi seperti yang di katakan sama Soe Hok Gie seorang aktivis Indonesia Tionghoa yang menentang kediktatoran berturut-turut dari Presiden Soekarno dan Soeharto,
“makin redup idealisme dan heroisme pemuda, makin banyak korupsi.” kurangnya kesadaran lalai akan peran kita sebagai pemuda , kurangnya rasa nasionalisme kita, terlalu mencari aman dengan bersikap netral-netralan, tanpa punya pendirian dalam berbagai persoalan.
Berhenti saling membandingkan mari saling menguatkan, bukan sibuk menjatuhkan tapi sama-sama memajukan.
Mari Bersama Membangun Indramayu.
Penulis : Sarifah Mudaim