Indramayuinfo.com – Hari itu, 13 Juli 2022 Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pergi ke Maladewa meninggalkan negaranya. Dimana saat itu rakyat lagi demo atas krisis ekonomi yang terus merajalela disana.
Presiden Gotabaya Rajapaksa diduga telah melakukan kesalahan besar sejak masa kampanye pemilihan Presiden tahun 2019. Ia berjanji akan ada pengurangan pajak besar-besaran demi merebut simpati rakyat.
Tapi dia tidak sadar kebijakan tersebut akan berdampak pada tatanan ekonomi yang sedang bekerja. Melihat rencana kebijakan Presiden Gotabaya Rajapaksa, Menteri Keuangan saat itu yang bernama Mangala Samaraweera dengan lantang menentang.
Baca Juga:
- Cara Memulihkan Ekonomi Nasional
- Kartu Prakerja Katrol Perekonomian Bangsa
- Ku Jaga Tanganku Untuk Selalu Diatas
Menurut Menteri Keuangannya Sri Lanka ini, kebijakan itu berpotensi akan mengurangi pendapatan Sri Lanka dibandingkan negara lain. Namun, Presiden Gotabaya Rajapaksa terus jalankan kebijakan yang menurutnya disukai masyarakat.
Dia mengabaikan saran dari ahli ekonomi negaranya. Bahkan Presiden Gotabaya Rajapaksa kembali mengeluarkan kebijakan yang membuat rakyat semakin senang dengan melarang pupuk kimia luar negeri masuk ke Sri Lanka.
Tapi ujung-ujungnya, pertanian masyarakat sama sekali tidak menjadi lebih baik, malah membawa Sri Lanka kekurangan pangan akibat terus gagal panen. Akibatnya Sri Lanka menjadi negara yang bangkrut. Masyarakat kekurangan pangan, obat-obatan, dan sulit mendapat BBM.
Inilah yang menyebabkan masyarakat chaos (kekacauan) sampai sekarang. Selain itu, ada sekitar 60 negara yang terancam bangkrut seperti Sri Lanka. Menurut Sri Mulyani, ini merupakan dampak dari Covid-19 dan akibat perang Rusia – Ukraina, serta naiknya suku bunga Ameria Serikat.
Mau negara manapun disisi bumi ini sama-sama diterjang Covid-19 dan krisis ekonomi saat pandemi. Tapi tenang, kasus Sri Lanka tidak akan berdampak signifikan dengan Indonesia. Ini beda cerita, Indonesia berada dalam posisi yang cukup baik.
Kasus Covid-19 yang terkendali dan pemulihan ekonomi yang berlanjut menjadi modal yang kuat dalam situasi gonjang ganjing saat ini. Hal ini terjadi karena Presiden Jokowi percaya dengan ahli-ahli ekonomi untuk menangani krisis.
Terbukti, di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto penanganan Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari negara lain. Tapi kalian sadar gak sih? kenapa yang dipilih ahli ekonomi dari pada ahli kesehatan?
Nah, itu dia bijaknya Presiden Jokowi, beliau melihat Covid-19 tidak hanya soal kesehatan. Tapi juga dampak ekomomi. Pak Jokowi butuh orang yang ahli, handal, dan mampu bekerja untuk menangani krisis ini.
PHK masal tanpa aba-aba dari perusahaan yang tak sanggup lagi membayar upah terjadi dimana-mana. Solusi dari itu, Airlangga juga memimpin pengelolaan Program Kartu Pra Kerja untuk meminimalisir masyarakat yang terdampak PHK.
Dengan adanya program Kartu Pra Kerja diharapkan ada peluang baru atau bisa memulai berusaha. Makanya pemerintah mendukung penuh eksistensi UMKM untuk bertahan dan tumbuh.
Bahkan pemerintah salurkan insentif untuk UMKM agar para pelaku UMK tidak meninggalkan usahanya dan yang di PHK bisa memanfaatkan peluang ini.
Menurut Pak Airlangga, UMKM adalah pahlawan dan tulang punggung perekonomian Indonesia. Makanya tidak salah, kerja keras Indonesia dalam menangani Covid-19 dan ekonomi agar terus tumbuh mendapat pengakuan dari dunia.
Jadi siapa bilang Indonesia akan krisis? Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian saja sudah menjamin bahwa Indonesia nggak akan mengalami krisis seperti Sri Lanka. Tetap optimis dan dukung ekonomi Indonesia agar terus tumbuh.