Ayahnya Meninggal, Nurfebri Sempat Depresi

Nurfebri

Indramayuinfo.com – Nurfebri (9) ialah santri asal Indramayu yang belajar mengaji di Rumah Tahfidz At Thoyyiban Kertasemaya. Malangnya di usia yang masih kecil ia harus kehilangan ayahandanya satu tahun yang lalu.

Semenjak ayahandanya meninggal, Nurfebri menjadi anak yang lebih pendiam dan pemurung. Bahkan menurut penuturan pengajar Rumah Tahfidz, Nurfebri sempat mogok makan dan tidak bersemangat.

Baca Juga:

Saat kondisi Nurfebri terpuruk, teman-teman tahfidznya turut memberi semangat kepadanya. Awalnya Nurfebri tak mau lagi untuk kembali belajar di Rumah Tahfidz At Thoyyiban. Dia nampak tidak ada semangat untuk hidupnya.

Seiring berjalannya waktu kini Nurfebri sudah bisa ikhlas dengan keadaannya. Alhamdulillah saat ini Nurfebri sudah kembali menjadi anak yang periang bersama teman sepermainannya.

“Nurfebri itu santri yang baik, memang ia sempat alami depresi paska ayahnya meninggal. Untuk bergaul dengan temannya saja dia susah, murung sekali anaknya. Alhamdulillah setelah banyak bujukan dan rayuan teman-temannya ia membaur dan belajar mengaji seperti biasa lagi” tutur Ustadzah Thofifah.

Rumah Tahfidz At Thoyyiban Kertasemaya

Hari Selasa (31/8), PPPA Daarul Qur’an Cirebon melakukan kunjungan ke Rumah Tahfidz At Thoyyiban sekaligus memberikan Bingkisan Untuk Santri Yatim, termasuk kepada Nurfebri. Sebanyak 8 bingkisan telah dibagikan untuk santri penghafal quran.

Menurut informasi Ustadzah Thofifah, kebanyakan para santri berasal dari kalangan yang kurang mampu. Mayoritas ibu mereka adalah seorang Tenaga Kerja Wanita atau TKW yang bekerja di luar negeri, sementara para santri tinggal bersama nenek mereka. Termasuk Nurfebri, setelah kepergian sang Ayah dia hanya tinggal bersama neneknya.

“Jazakumullah khair para donatur, bingkisan ini membuat santri tersenyum dan semangat belajar lagi” ujar Ustadzah Thofifah. (Yana)