Kisah Pak Sarjono, Dari Plat Besi Hingga Pandemi

Kisah Pak Sarjono, Dari Plat Besi Hingga Pandemi

Indramayuinfo.com – Pak Sarjono (59), seorang pelaku usaha mikro yang sudah berdagang bakso sejak tahun 1985, telah melewati perubahan zaman dan merasakan banyak perkembangan dalam berdagang.

Dimulai dari berdagang dengan cara dipikul, saat ini ia berdagang menggunakan gerobak. Yang awalnya menggiling daging menggunakan plat besi, saat ini ia sudah menggunakan loyang penggiling daging.

Bahkan ketika pandemi melanda, ia tetap menjalankan usaha kecilnya yaitu jualan bakso di Jalan Drupada 13 Rt 05 / Rw 14, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor, dengan penuh semangat dan tetap optimis.

Baca Juga:

Awalnya Pak Sarjono ikut saudara di Panaragan Kidul, Bogor dari tahun 1985 dan langsung jualan bakso dengan cara dipikul. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman ia mulai menjual bakso dengan menggunakan gerobak.

Sekitar 6 hingga 7 tahun, Pak Sarjono menggunakan plat besi untuk mencincang daging sebagai bahan baku bakso. Setelah tahun 90an kemudian ada loyang atau gilingan bakso yang sampai saat ini masih digunakan.

Sebelum adanya pandemi jualan bakso bisa menghasilkan penghasilan kotor hingga 170 ribu per hari. Untuk bersihnya 100 hingga 110 ribu sudah pasti dapat.

Setelah pandemi penghasilan Pak Sarjono dari jualan bakso mengalami penurunan. Bahkan modalnya ia kurangi mulai dari 50 hingga 100 ribu.

Lebih repot lagi ketika ada kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) yang melarang pembeli makan di tempat.

Tapi sebulan kesini atau belakangan ini usaha jualan bakso Pak Sarjono sudah mulai baik meskipun masih belum stabil. Dirinya juga menyadari karena memang masih ada Covid-19.

Tim UMKM usAHA binaannya Paman AHA merasa terenyuh dengan sejarah panjang berdagangnya Pak Sarjono dan memutuskan untuk memborong dagangannya!

“Semangat terus walaupun Covid-19 belum selesai, tetap semangat dan jangan lupa selalu menerapkan protokol kesehatan” Pesan Pak Sarjono.