Indramayuinfo.com – PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat), dalam rangka memutus rantai persebaran covid-19, ada sekitar 70 juta UMKM atau Usaha Kecil Menengah di Indonesia mengeluh. Para pelaku UMKM merasa sulit dalam memasarkan produknya, karena tidak bisa jualan seperti biasanya secara konvensional.
Keluhan-keluhan itu datang dari berbagai macam jenis UMKM, baik produk makanan, kebutuhan primer, atau produk-produk lainnya. Keluhan ini terjawab seketika, Ketika kehadiran JNE yang mana bertugas untuk membantu dalam bidang jasa pengiriman logistic yang bisa jadi jembatan antara penjual dan pembeli atau para pelaku usaha mikro ini.
Ditengah perkembangan teknologi dewasa ini, JNE turut hadi dan berkontribusi untuk menujang pergeseran kebiasaan dari dunia nyata ke dunia maya di era digital. Dengan tujuan untuk mendorong peningkatan ekonomi level mikro dengan cara memberikan berbagai sosialisasi melalui seminar atau workshop serta pendampingan yang dilakkan kepada pelaku UMKM.
Tokoh Pelaku UMKM Bersama JNE
Seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah, Ihsan muhabil sanga terbantu dengan adanya jasa pengiriman logistic yang mempunyai lebel JNE ini. Karena produk bisni yang digelutinya, yakni biji kopi.
Pendiri kopi institute yang berlokasi di jalan tukad badung xv no. 21 ini sangat terbantu dalam menumbuh kembangkan usahanya dengan kehadiran JNE sebagai jasa yang bekerjasama dengannya.
Menurutnya, pelayanan yang diberikan JNE sangat memuaskan dengan kecepatan, ketepatan, dan keamanannya bisa membawakan produk yang dia jual untuk sampai kepada tangan pembelinya, walaupun berada di pelosok negri.
“mengirim biji kopi ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan sampai ke singapura memakai jasa JNE terbilang cepat. Dan JNE pun memberikan jaminan atas kerusakan atau jikalau barang dinyatakan hilang, JNE akan dengan cepat meggantinya dalam waktu yang cepat juga.
Ini terbukti Ketika pengiriman ke daerah pelosok Sumatra utara, sempat terjadinya kehilangan. Tetapi, tidak lama dari itu pihak JNE langsung mengkonfirmasi dan menggantikan barang yang hilang dari kelalaian nya secara langsung. Ini merupakan nilai lebih dari pelayanan yang diberikan JNE untuk saya secara pribadi,” tututnya, jumat (31/12).
Menurut nya, usaha yang didirikannya bukan hanya berorientasi pada keuntungan saha. Tetapi, dia juga meng edukasi masyarakat dari desa ke desa melalui, Lembaga buatannya yakni kopi institute dengan mengadakan pertemeuan di bale banjar melalui klian banjar, dengan izin dari kepala perbekel setempat.
Ditengah arus digitalisasi ini, habil juga memaksimalkan platform sosial media untuk meng edukasi masyarakat dan untuk memasarkan produk nya, karena bisnis kopi ini dari hari ke hari semakin popular dan para peinta kopi di tanah air tidak sedikit, sebagai data pecinta kopi dikalangan milenial sekitar 30 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.
Layanan JNE
Menurutnya, setiap outlite pastinya menyediakan berbagai macam kebutuhan biji kopi, untuk di olah, bisa menjadi hidangan kopi yang dinikmati kaum milenial. Biji kopi yang di jual kepada konsumen bisa menjadi hidangan yang berbeda-beda tergantung dari keinginan konsumen tersebut.
Seperti yang disebutkan di awal, 31 tahun kehadiran JNE akan memberikan dorongan untuk para pelaku UMKM dalam marketing produk nya. Antara lain JNE dalam perjalanan nya selalu mengembangkan berbagai jenis fitur yang bisa di nikmati oleh para customers nya, yakni Jmeput bola, pic up service, dan ada juga JNE COD.
“lokasi UMKM yang ada dimanapun yang hendak mengirimkan barang, JNE melayani degan bebas biaya atu free. Tak ada biaya yang ekstra dan kuantitas berapapun bisa. Segimana pun kuantitas yang akan dikirim, JNE siap untuk melayani,”. Tuturnya habil
Habil mengutarakan dari pengalamannya bahwa JNE memberikan kesan khusus tertentu untuk saya sebagai pelaku UMKM, dan tidak menyurutkan niat dan perjuangan saya dalam usaha.
Karena walaupun aktifitas di batasi di tengah pandemic ini, saya masih bisa menjangkau dalam memperjual belikan produk yang saya miliki melalui digital, yang dibantu dengan JNE dalam memuluskan kinjernya. Dan sangat memperhatikan kebutuhan dari konsumen, baik dari pelayanan atau dari kemanannya.
UMKM saat ini menjadi tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia, terkhusus dalam situasi pandemic ini. Tetapi, kelancaran UMKM dalam menjalan kan usaha nya tidak serta merta hanya pelaku UMKM nya saja yang terlibat.
Untuk memasarkan produk di tengah pandemic tidak bisa di lakukan secara konvensional, karena ada berbagai regulasi yang diterapkan oleh pemerintah, guna memutus rantai persebaran covid-19.
JNE adalah perusahaan yang mempu memback up dan melancarkan para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya, karena UMKM menjual produk tidak bisa secara langsung menjangkau konsumen nya, Ketika pemasarannya dilakukan secara digital.
JNE berperan aktif dalam melancarkan UMKM, sehingga pas dan cocok Ketika JNE dan UMKM bargaining berkontribusi untuk pembangunan dan pemulihan ekonomi bangsa Indonesia yang carut marut di hantam covid-19. #JNE31tahun #JNEMajuIndonesia