Pahlawan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Itu artian pahlawan berdasarkan wikipedia, bisa juga di artikan pahlawan itu orang yang mementingkan urusan umum dari pada urusan pribadinya, kata lain khairunnas anfauhum linnas ( orang yang bermanfaat untuk orang lain ) dalam hal kebaikan. s
Sebut saja seperti profesi sebagai Petani. Seorang petani bagi saya itu seorang pahlawan bagaimana tidak, sebab karena jasanya kita bisa melangsungkan hidup, bisa makan dengan nikmatnya, berkat jasa petani tersebut.
Orang yang mendedikasikan tenaga waktu pikiran dan lain sebagainya. dari mulai penggarapan lahan, pemilihan benih, menanam, memberikan pupuk perairan dan segala keperluan lainya, tidak mudah menjadi seorang petani yang kerap kali berjaga di malam hari memastikan cukupnya perairan kalau lagi nyawah di musim ketiga ( bercocok tanam di musim akhir penghujan mendekati musim kemarau ) atau berjaga siang dan malam hari menjaga padi di sawah dari serangan hama, burung pemakan padi menjelang panen misalnya.
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi orang yang mau menjadi seorang petani, habis nya lahan persawahan karena pergusuran paksa, bisa-bisa nanti impor berasnya makin banyak lagi, harga beras mahal kan ribet urusannya, atau kurangnya berterima kasih pada petani atas rizki berupa nasi yang di jadikan makanan pokok khususnya di Indramayu yang kalau di tanya belum makan sekalipun sudah memakan mie ayam, bakso, soto, jajanan yang lainnya, kalau belum memakan nasi pasti saja bilang nya belum makan.
Sedikit banyaknya dari rasa berterima kasih dengan tidak membuang-buang makanan, mubazir dalam makanan, tidak dholim pada diri sendiri, waktunya makan ya makan jangan sampai sakit. sisihkan pada yang berhak, berbagi sesama saudara yang membutuhkan.
Guru mengaji di mushola-mushola di perkampungan, yang Insya Allah di gajinya lillahita’alah tanpa nominal, berkat jasa-jasa, kesabaran, keuletan,. beliau guru-guru ku itu aku sedikit bisa lancar mengaji tanpa pusing berbayar atau harus sedikit drama setengah memaksa ke orang tua ku meminta uang untuk bayaran, ( aslinya kalau buat belajar, sekolah boleh-boleh saja adanya bayaran tapi karena kadang suka khilaf uang bayaran buat jajan jadi.
Yaaa paham yakaaan ortu ketat dalam uang mmmm) karena kebetulan perekonomian keluargaku allhamdulillah pas-pasan saja. Pas untuk sekolah pas untuk jajan sekalipun yang lain uang jajan sekolahnya 10.000 aku mentok di angka 5.000 sampai 7.000 saja, maka dari itu bagi saya guru mengajiku itu pahlawanku, di tengah-tengah zaman yang semakin membutuhkan nominal materi.
Beliau-beliau guru ngajiku masih begitu sangat bersemangat mengajar dan berbagi ilmunya tanpa memikirkan nominal, yang sebenarnya beliau-beliau itu orang-orang yang segudang kesibukan kegiatan di pagi sampai sore harinya.
Alih-alih menjelang malam harus istirahat dari berbagai kegiatannya beliau dengan suka hati belajar mengajar mengaji di mushola berbagi sedikit dari ilmunya ke adek-adek semua, tanpa rasa capek atau mengeluh. terkadang jadi suka terharu dan tak sampai hati kalau kurang bersungguh-sungguh dalam belajar.
Semoga ilmu yang kakak-kakak berikan kepada kami menjadi ladang ibadah yang Allah ridhoi, serta melimpahkan Rohman juga Rohim -Nya pada guru-guruku dari kami para murid-muridmu.
Tukang sapu jalanan bagiku beliau juga tidak salah menyematkan jasanya sebagai pahlawan., berkat jasanya di tengah-tengah masyarakat yang kurangnya kesadaran, membuang sampah sembarangan aksi kecil yang berdampak besar, hal yang kerap kali disepelehkan
Bagiku tukang sapu jalanan pahlawan, harusnya kita merasa malu ketika melihat tukang sapu jalanan yang dengan telaten membersihkan jalanan dari sampah yang di buang sembarangan oleh orang yang kurang bertanggung jawab, sedang kita dengan seenaknya membuang sampah sembarang kalau sudah terjadi akibatnya baru ngomel tapi tetap malas sadar diri akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Pahlawan dalam prespektif generasi milenial bukan saja orang yang gemar pencitraan dengan segudang atribut yang di embannya entah sebagai publik figur atau karena punya nama untuk sekedar menjaga eksistensinya saja, pahlawan tidak harus bersenjata, bersepatu juga mendapat pengakuan, bagiku semua yang telah memberi kehidupan ialah Pahlawan. “pahlawan yang setia itu berkorban bukan buat di kenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita. – Bung Hatta.
Dan benar katanya setiap orang adalah pahlawan paling tidak untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Penulis : Sarifah Mudaim