Peran Pemuda Dalam Pembangunan Daerah “Membangun Desa Dari Jauh”

Peran Pemuda Dalam Pembangunan Daerah “Membangun Desa Dari Jauh”

35 Tahun yang lalu, 16 November 1984 Saya lahir di kota kecil penuh kenangan, Indramayu. Kami termasuk menjadi generasi anak – anak yang sangat mengenal baik Budaya daerah dan juga permainan – permainan tradisional, alam yang asri bermain perosotan di kubangan lumpur hingga bal balan (bermain bola) di bantaran pasir kali Cimanuk.

Kami terlahir bukan dari keluarga yang kaya, Orang tua kami bekerja sebagai Tukang Becak sehingga sedari kecil (di masa-masa SD) kami harus cari uang jajan sendiri, karena lokasi kami berdekatan dengan kali Cimanuk salah satu jalan yang kami lakukan untuk dapat puas jajan adalah mengumpulkan pasir, nyekop (memindahkan pasir dari lokasi ke truk) sampai berdagang es bungkus di setiap pulang sekolah.

Kenapa kami menceritakan ini, karena ini adalah pondasi kami di masa depan menjadi Pemuda Indramayu yang kelak akan menjadi Generasi Penerus Pembangunan, Calon – calon  pemimpin Indramayu di masa depan yang sedari kecil memiliki mental pekerja keras.

Kemudian dimasa – masa sekolah, kami berusaha mencintai profesi kami sebagai pelajar dengan belajar sebaik baiknya. Di masa SMP kami mengenal teman – teman baru, daerah baru meski hanya keluar desa dan biasanya memang masih dalam lingkup kecamatan, belajar mengenal karakter teman baru , teman – teman yang mulai aktif di Ekstrakurikuler sekolah.

Disinilah mental Organistoris kami mulai terbentuk, Pola karakter kepemimpinan lingkup kecil seperti komandan regu di kepramukaan dan Patroli Keamanan Sekolah & Sakabhayangkara yang kami ikuti menambah banyak pengetahuan – pengetahuan baru yang kami dapatkan. Masuk ke dunia SMA mulailah kami belajar tentang keseriusan belajar, dan disinilah jenjang yang akan mementukan arah kemana akan berlanjut dan cita – cita kami akan di tentukan.

Teman – teman SMP Kami berpencar di segala penjuru sekolah tidak hanya beda kecamatan bahkan beda kabupaten, dan beberapa kawan – kawan ada yang keluar provinsi atau bahkan keluar pulau. Di masa – masa Sekolah inilah Calon pemuda diajarkan menjadi Pemuda berkarakter, bervisi, berorganisasi hingga berorientasi tentang pilihan dan tujuan hidup, tentang bagaimana target yang akan di capai di kemudian hari.

Selepas selesai masa SMA disinilah ujian kehidupan mulai terjadi. Kita dituntut dapat memberdayakan ilmu yang kita dapatkan selama bersekolah agar dapat menghasilkan, bagi kawan – kawan yang memiliki kemampuan lebih dalam perekonomian, mereka melanjutkan kuliah meskipun ada banyak diantaranya dari jalur prestasi dengan beasiswa yang didapatkannya.

Disinilah Pilihan hidup mulai ditentukan, bagi yang tidak dapat melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, tidak ada jalan lain kecuali memilih bekerja entah itu di dalam daerah, luar daerah maupun mancanegara menjadi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

Kawan – kawan yang tetap menetap di daerah mereka biasanya bekerja di pasar, bekerja di perusahaan – perusahaan lokal, menjadi tenaga honorer di sekolah – sekolah, Instansi Pemerintahan , menjadi petani, menjadi nelayan dan sebagainya, disini kami melihat kontribusi dan peran pemuda untuk kelangsungan pembangunan di Indramayu, karena selepas inilah kawan – kawan di daerah pun banyak yang aktif berkecimpung di Organisasi – organisasi kepemudaan baik di tingkat desa, kecamatan maupun Kabupaten. Lantas bagaimana dengan kawan – kawan pemuda yang tidak memilih tinggal didaerah mewujudkan peran sertanya dalam pembangunan?

Merantau ke daerah atau negara lain. Ya, inilah yang dilakukan sebagian pemuda/I lainnya memperjuangkan kehidupan dan Impian. Kami yang memilih bekerja di luar daerah, baik di dalam ataupun luar negeri setidaknya memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik Indramayu di luar kota dan luar negeri.

Bagi saya pribadi yang memilih untuk bekerja di luar kota merasa bangga, berasal dari Kabupaten Indramayu, kami termotivasi untuk dapat menciptakan prestasi – prestasi yang dapat memperbaiki dan mengharumkan nama Indramayu yang di masa – masa itu lebih banyak terkenal dengan hal – hal negatifnya.

Tahun 2003, adalah awal dimana kami memutuskan hijrah dan bekerja di kota Cikarang, Bekasi. “Kami tidak mau menunggu perubahan, tapi ingin menjemput perubahan” ke arah kondisi yang lebih baik. Kami, berusaha untuk memilih menjadi pengangguran ditanah sendiri dan memutuskan untuk berjuang melanjutkan hidup dan memperjuangkan impian meskipun di tanah orang.

Empat tahun berlalu, perjuangan kami mulai memiliki hasil setelah beberapa kali keluar masuk perusahaan karena system kontrak, 2007 kami diangkat menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan Automotive di Bekasi. Disinilah kami mulai melanjutkan impian lama yang kami tahan, bahwa kami ingin melanjutkan kuliah.

Kami berharap suatu ketika pulang ke Indramayu mengabdikan diri dan memberikan kemampuan dan pengalaman kami selama merantau di luar kota, kami melihat salah satu yang menjadi barometer mengikat adalah Pendidikan.

Terasa sekali perjuangan Kuliah sambil kerja, belum di sabtu minggu kami juga berikhtiar di dunia Modelling. 2010 Kami memutuskan meng Upgrade ke Program Strata 1, tetapi Qodarullah 2011 terjadi kecelakaan hingga kami harus mengambil Cuti Kuliah dan melanjutkannya di 2013 hingga akhirnya lulus di 2015 ketika sudah memiliki 2 anak.

Setelah lulus, kami sedikit mengaplikasikan Ilmu kami selain untuk kerja juga untuk kepentingan kepemudaan di Desa kami, Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang Indramayu. Seberusaha kami mulai mensupport program – program Karang Taruna Desa Pilangsari, meskipun raga kami ada di Kota Bekasi.

Selain itu, kami juga mulai Aktif belajar tentang membangun konsep kepemudaan di Bekasi bersama KNPI Kabupaten Bekasi, Belajar tentang Konsep Membangun Management Masjid yang efektif dan berkualitas bersama Masjid Jogokariyan Yogyakarta di Jakarta, belajar tentang Konsep Rumah Baca dan Taman Baca bersama Forum Cibarusah Centre juga belajar Konsep Pengembangan diri dengan Kawan – kawan Cipta Kencana dan Vodexindo Cikarang yang terkenal dengan dengan Konsep HITS (Human Integrated Transformation System).

Itu semua merupakan sebuah program Demotivasi dan Melihat Potensi terbaik dalam diri. Beberapa program yang saya pelajari di bekasi, sedikit demi sedikit harus kami terapkan di Desa Pilangsari, Itu tekad saya.

Kemudian di 2016, akhirnya kami memutuskan untuk Resign dari Perusahaan untuk Concern dan persiapan Pulang ke Indramayu, berniat bersama sama membangun Desa. Tetapi Qodarullah, Juni 2017 hingga Juni 2018 kami mendapatkan Training Managerial di Hiroshima, Jepang.

Selama setahun di jepang kami mempelajari tentang Konsep Sistem Produksi di Pabrik Pembuatan Makanan Khas Jepang seperti Kue Mochi, Urai dll, selain itu, kami juga mempelajari tentang Konsep Pertamanan dan SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH di negara jepang, mulai dari cara membuang sampahnya sampai dengan proses daur ulang sampah menjadi barang barang yang kembali dapat diproduksi dan dijadikan barang untuk selnjutnya kembali di perjual belikan ke Masyarakat.

Sejujurnya kami sangat iri dengan kawan – kawan yang istiqomah membangun Desa, Menetap di daerah dengan waktu yang lama. Tetapi inilah kami, dengan kekurangan dan keterbatasan sebisa mungkin kami berusaha “Membangun Desa meski dari Jauh”.

Alhamdulillah, selepas dari Jepang Allah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar, berbaur bersama membangun Kota tercinta Indramayu, 17 Bulan kesempatan mengaplikasikan langsung hasil yang kami dapatkan di Luar kota dan Luar negeri terlaksana.

Saat ini, bersama para pemuda sudah terimplementasi beberapa program, diantaranya :

  1. Management Documentary System Kreatifitas Seni dan Budaya Desa, terimplementasi di Festival Budaya Adat Desa Unjungan Buyut Alip Desa Pilangsari (Tahun 2018 dan 2019).
  2. Membentuk Komunitas Peduli Pilangsari, sebagai Wadah Afiliasi dan Kontribusi Masyarakat baik didalam desa, luar desa, luar kota dan luar negeri untuk bersama – sama mensukseskan program MEMBANGUN DESA DARI JAUH melalui penggalangan Donasi untuk program – program yang dibuat oleh para pemuda – pemudi desa sehingga tidak selalu kebergantungan pada pemerintah desa.
  3. Membangun Kesadaran dan Kontribusi Masyarakat dengan Kesehatan melalui Pelaksanaan “DONOR DARAH PEDULI PILANGSARI”. Alhamdulillah, program ini sudah terlaksana sebanyak 6 kali. Selain didalam desa, kami pun menjadi afiliasi Desa – desa lain yang mencoba mengadakan kegiatan serupa. Desa – desa yang sudah terafiliasi antara lain Desa Karanggetas Kecamatan Bangodua Indramayu (1 Kali), Desa Sleman Kecamatan Sliyeg (3 Kali), Desa Tambi Kecamatan Sliyeg (2 Kali) dan Rancasari kecamatan Bangodua (3 kali).
  4. Membentuk “Community Social Responsibility”, yakni mengajak antar komunitas bersama Masyarakat Relawan Indonesia peduli terhadap Bencana Nasional berupa penggalangan dana Bersama. Penggalangan dana yang sudah dilakukan diantaranya : Tsunami Banten, Tsunami Palu dan Donggala, Gempa Halmahera dan Gempa Maluku.
  5. Suksesor dan Mitra lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap dan com untuk program MSR (Mobile Social Rescue). Alhamdulillah, sudah terimplementasi 1 Unit Pembangunan Rumah layak Huni (2 Lainnya menyusul), 5 Program Pengobatan Penyakit berat dan 1 Program Pemberdayaan Pendidikan anak berprestasi yang masih dalam tahap proses.
  6. Program Pustaka keliling, Onthel Pustaka dan Satu Blok Satu Rumah Baca yang sedang kami gala kan.

Dan kami juga bersyukur menjadi bagian dari 250 Orang Pemuda dari 10.010 Pemuda yang mendaftar di Program PATRIOT DESA JAWA BARAT. Meskipun tidak masuk menjadi 110 Pemuda yang menjadi wakil daerah untuk menjadi CEO BUMDES tetapi setidaknya kami sudah mempresentasikan semua hal dan juga termasuk Program – program Potensial Desa yang sudah kami rencanakan sampai dengan Tingkat Provinsi melalui Afiliasi DPK KNPI Jatibarang dan DPD KNPI Indramayu.

Beberapa Rencana Program yang sudah kami persiapkan antara lain :

  1. Membangun Industri Sepak Bola Desa.
  2. Membangun Taman Edukasi Masyarakat, Merubah Daerah Rawan Bencana menjadi Potensi Pariwisata Desa.
  3. Program “Satu Blok Satu Taman”.
  4. Program Sport Centre Alami Desa.
  5. Mewujudkan DESA BEBAS SAMPAH di Kabupaten Indramayu.
  6. Membangun Birokrasi desa berbasis Aplikasi E’

Mungkin itu beberapa Opini kami menggambarkan Peran Pemuda Indramayu dalam Pembangunan Daerah. Kita para pemuda Indramayu, baik di dalam daerah maupun di luar daerah mempunyai kesempatan yang sama dalam berkontribusi menjadi bagian majunya Kabupaten Indramayu.

Pembangunan tidak hanya bersifat fisik saja tetapi Mental dan Spiritual, perlunya juga membangun Kerelawanan Sosial di tengah Masyarakat agar tidak ada kebergantungan hakiki kepada Pemerintah, pemuda harus berinisiasi menciptakan perubahan dan kontribusi yang nyata untuk pembangunan Daerah meskipun tidak bisa dipungkiri keberhasilan pembangunan daerah tidak terlepas dari dukungan pemerintah itu sendiri, terutama tentang birokrasi.

Belajar dari pengalaman, para pemuda potensial daerah banyak yang memilih merantau keluar daerah dan keluar negeri karena tidak adanya kesempatan di dalam daerah. Kita hendaknya mulai menciptakan kesempatan – kesempatan itu untuk generasi muda yang akan datang.

Para pemuda yang terlanjur menetap dan berhasil di daerah lain sedari sekarang diingatkan dan bisa dapat berkontribusi untuk “MEMBANGUN INDRAMAYU DARI JAUH” baik melalui sumbangsih tenaga, Pikiran, Ide, Gagasan, Moril dan atau Materil untuk kemajuan daerah.

Penulis : Asmui Setiawan,S.Kom