Perlawanan Rakyat Indramayu Terhadap Jepang dan Belanda

Perlawanan Rakyat Indramayu

Indramayuinfo.com – Sebagai warga Indramayu dan juga pecinta sejarah harus tahu bagaimana Perlawanan Rakyat Indramayu terhadap penjajahan Jepang dan Belanda.

Ini sangat penting untuk kita ketahui agar kita tahu sejarah Indramayu dalam kontribusinya mengusir penjajah dari Indonesia. Untuk itu kamu wajib simak lebih lanjut.

Perlawanan Rakyat Indramayu

Silkan baca informasi sejarah Indramayu dimasa penjajahan Jepang dan Belanda. Berikut ini kilasan lengkap tentang perlawanan rakyat Indramayu terhadap Jepang dan Belanda:

Baca Juga: Singa Depok Indramayu, Simak Penjelasan Asal-Usul dan Filosofinya!

Perlawanan Terhadap Jepang (1944)

🔹 Latar belakang

  • Jepang memberlakukan wajib serah padi total dan Romusha paksa. Kebijakan ini menyebabkan penderitaan besar bagi petani Indramayu.
  • Kebijakan ini memicu kemarahan hingga perlawanan massal, awalnya di desa seperti Kaplongan, Cidempet, Sindang, Lohbener, Losarang, dan Kertasemaya.

🔹 Tokoh & strategi

  • Dipimpin oleh tokoh agama dan ulama setempat, seperti Haji Madriyas, KH Arsyad, H. Aksan, K. Sidik, dan lainnya.
  • Perlawanan muncul dalam dua bentuk:
    1. Tersembunyi – melalui ritual keagamaan, zikir, pengobaran semangat jihad, serta keyakinan kebal.
    2. Terbuka – meliputi kerusuhan, sabotase (penculikan kucho/kepala desa), dan bentrokan menggunakan bambu runcing, golok, dan keris.

🔹 Jalannya konflik

  • 3 April 1944: pemberontakan perdana di Kaplongan.
  • 6 Mei 1944: Pemberontakan Cidempet.
  • Konflik meluas ke Sindang, Lohbener, Losarang, Sliyeg, dan Kertasemaya.

🔹 Akhir perlawanan

  • Jepang menggunakan tipuan: mengutus utusan (Haji Abdullah Fakih) untuk bernegosiasi, lalu menangkap para ulama dan pemimpin perlawanan di pendopo Indramayu.
  • Upaya penangkapan, intimidasi, dan propaganda (pamflet) berhasil meredam perlawanan, dan akhirnya rakyat tunduk .

Perlawanan Terhadap Belanda (1816 & 1946–47)

  • Desember 1816: Pertempuran di Kandanghaur dan Lohbener dipimpin oleh Bagus Jabin (~16 tahun), melawan sistem pajak upeti kolonial.
  • 1946–1947: Setelah proklamasi, rakyat Indramayu kembali melawan Belanda/NICA di daerah seperti Kertasemaya, Larangan, dan Kampung Siwatu (dibumihanguskan).

Makna dan Warisan

  • Perlawanan Indramayu memperlihatkan sinergi agama dan petani, di mana ulama memimpin perjuangan melawan penindasan kolonial.
  • Strategi kampung (sabonlyase; sabotase dan kerusakan) serta teknik keagamaan menandai bahwa ini bukan protes biasa, tapi gerakan kolektif bersifat ideologis dan spiritual.

Baca Juga: Ragam Fasilitas dan Fungsi Masjid Al Jabbar

Penutup

Sekian yang dapat kami jelaskan dan juga sampaikan kepada kamu tentang Perlawanan Rakyat Indramayu. Dengan kamu membaca sejarah singkat Indramayu dimasa penjajahan Jepang dan Belanda semoga semakin menambah wawasan kebangsaan dan menumbuhkan jiwa nasionalisme kamu.