Indramayuinfo.com – Kebijakan Impor beras yang dilakukan oleh Perum Bulog ditanggapi tegas oleh Fraksi PKB DPR RI.
Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar atau yang disapa Gus Muhaimin menilai impor beras ratusan ribu ton oleh Perum Bulog telah merugikan petani dalam negeri. Sebab, harga jual beras petani akan langsung jeblok.
” Kebijakan impor beras harus dievaluasi karena berdampak pada anjloknya harga gabah petani dan sangat otomatis menurunkan kesejahteraan petani ” Ungkapnya.
Baca Juga:
- Karakter Pemimpin Seperti Apa, Yang Tepat Untuk Indonesia?
- Cari Pemimpin Sesuai Kebutuhan Bukan Selera
- Dia Ramayana Ajak Warga Indramayu Waspadai Pinjol Ilegal
Ketua DPC PKB Indramayu, Amroni, S.IP mengungkapkan bahwa ia sepakat dengan langkah yang telah diambil oleh Fraksi PKB DPR RI yang tegas menolak adanya kebijakan impor beras oleh Pemerintah dalam hal ini Perum Bulog.
Sebagai Kabupaten penghasil beras tertinggi di Indonesia, Indramayu memiliki luas lahan persawahan 215,731 hektar. Dari luas ini, diperoleh produksi padi 1.376.429,68 ton gabah kering giling (GKG) atau produksi berasnya sebesar 789.657,71 ton.
Fakta diatas sudah seharusnya menjadikan Petani di Kabupaten Indramayu sejahtera, namun pada kenyataannya masih banyak persoalan yang terjadi, diantaranya adalah kelangkaan pupuk dan adanya kebijakan impor beras.
“Adanya impor beras jelas merugikan petani, dan menyakiti perasaan masyarakat Indramayu yang notabene nya sebagai penghasil Padi terbesar Se Indonesia ” Ungkap Amroni.
Masih menurut Amroni, Ketahanan Pangan Nasional perlu didukung namun juga jangan sampai merugikan Petani Lokal.
“Petani kita harusnya didukung dalam rangka mensukseskan program ketahanan pangan nasional, impor beras mencederai semangat itu ” Pungkasnya.