Bedasarkan informasi awal dari pusat krisis kesehatan terhadap bencana banjir yang terjadi di 1 kecamatan, yaitu didaerah Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang pada hari kamis (14/03/2024).
Banjir tersebut dipicu hujan yang terus menerus selama sepekan sehingga menyebabkan terjadinya banjir dengan ketinggian muka air 20-50 cm. Sebelumnya juga terjadi banjir pada bulan Januari, karena memang daerah tersebut rawan berpotensi banjir.
Banjir adalah bencana alam yang terjadi ketika daratan dipenuhi air dalam jumlah yang banyak. Kondisi tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Untuk mengurangi dampaknya, kita perlu adanya upaya pencegahan, banjir menjadi bencana alam yang sulit dihindarkan.
Pada setiap musim hujan, beberapa wilayah di Indonesia harus merasakan bencana alam ini. Melansir dari databoks, banjir menjadi bencana terbanyak yang terjadi pada 15 September 2021. Berdasarkan data, tercatat ada 788 peristiwa banjir pada tanggal tersebut.
Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang sering terkena banjir berdasarkan data dari BNPB dari tahun 1815-2013 jumlah kejadian banjir di Kabupaten Karawang berada pada urutan ke-3 terbanyak.
Banjir di Kabupaten Karawang membawa kerugian yang besar bagi petani, maka dari itu pemetaan tingkat bahaya banjir sangat diperlukan. Kabupaten Karawang berada pada urutan ke-3 jumlah kejadian banjir terbanyak di Jawa Barat. S
ecara nasional data dari BNPB menunjukkan Kabupaten Karawang menempati urutan ke-8 wilayah rawan bencana banjir. Tujuan dari penelitian ini menganalisis tingkat bahaya banjir lahan sawah di Kabupaten Karawang.
Metode yang digunakan dalam menganalisis tingkat bahaya banjir dilakukan dengan overlay dan skoring dari peta sawah, peta curah hujan, peta drainase tanah, dan peta kejadian banjir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan lahan sawah di Kabupaten Karawang yang memiliki tingkat bahaya banjir tinggi terdapat di Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, dan Jayakerta.
Penyebab Bencana Banjir di Karawang
Faktor alam :
Permasalahan banjir tidak hanya terjadi pada wilayah yang terdampak banjir saja, namun juga berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada wilayah hulu dan hilir. Selain faktor intensitas curah hujan yang tinggi, ada beberapa penyebab lainnya.
Di antaranya sungai dan situ meluap karena tidak dapat menampung debit air seperti sungai Cibeet dan Citarum di wilayah Karawang Barat, sungai Situ Kamojin dan Cikarangeram di wilayah Karawang Tengah, serta sungai Cilamaya dan Ciherang di wilayah timur yang tidak mampu menyerap limpasan air dan meluap .
Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Karawang juga disebabkan oleh air kiriman dari beberapa daerah hulu yang keluarnya air melalui Sungai Cibeet dari beberapa daerah seperti Kabupaten Bogor bagian selatan, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bekasi.
Sementara itu di wilayah tengah, air diangkut dari wilayah Subang dan Purwakarta melalui Sungai Cikarangeram dan dari Bandung melalui Sungai Citarum. Khusus di Desa Kalanligal, Kecamatan Telukjambe Barat, banjir disebabkan oleh kontur tanah yang berbentuk cekungan. Genangan air dan rawa di tengah desa Karanrigal.
Berdasarkan hasil kajian, kawasan Karanrigal termasuk dalam akuifer dengan kontinuitas rendah hingga sedang. Air yang menyuplai kubangan Desa Kalangrigal berasal dari sungai-sungai yang bercabang dari sungai Citarum dan sungai Cibeet.
Beberapa faktor lain penyebab banjir Karawang diantaranya terjadinya pendangkalan sungai, adanya penyempitan aliran sungai Citarum pada Hilir atau Muara Sungai di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya.
Faktor manusia :
Selain itu penyebab terjadinya banjir yaitu diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri. Sering sekali manusia tanpa sadar melakukan kelalaian yang berdampak besar pada kondisi alam. Seperti berikut: membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar, bangunan ditepi sungai, nah ini penyebab yang paling utama yaitu proses pembangunan yang tidak memperhitungkan daya dukung lingkungan.
Untuk mengatasi banjir di daerah Karawang, beberapa solusi bisa dipertimbangkan:
- Peningkatan Infrastruktur Drainase: Meningkatkan sistem drainase dan saluran air yang efisien dapat membantu mengalirkan air hujan secara lebih baik, mengurangi kemungkinan banjir.
- Pembangunan Tanggul: Membangun tanggul atau dinding penahan air yang kuat di sepanjang sungai atau daerah rawan banjir dapat membantu melindungi pemukiman dari banjir.
- Pemeliharaan Sungai dan Saluran: Membersihkan sungai dan saluran secara teratur dari sampah dan endapan dapat mencegah tersumbatnya aliran air, yang dapat menyebabkan banjir.
- Pembangunan Waduk atau Embung: Membangun waduk atau embung untuk menampung air hujan berlebih dapat mengurangi tekanan pada sistem drainase dan mengurangi risiko banjir.
- Penanaman Pepohonan: Menanam lebih banyak pepohonan di sekitar daerah yang rentan banjir dapat membantu menyerap air hujan dan mengurangi aliran permukaan yang langsung ke sungai.
- Pendidikan Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menghindari pembangunan di daerah rawan banjir, dapat membantu mengurangi risiko banjir.
- Perencanaan Tata Ruang yang Bijaksana: Mengatur tata ruang kota dengan bijaksana, seperti menghindari pembangunan di daerah aliran sungai atau daerah rawan banjir, dapat membantu mengurangi risiko banjir di masa depan.
Kombinasi dari berbagai solusi di atas, bersama dengan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya, dapat membantu mengurangi risiko banjir di daerah Karawang.
Ditulis Oleh: Selma Karamy